Modul : Pengertian, Karakteristik dan Tujuan Pembuatan Serta Komponen-Komponennya
A. Pengertian Modul
Ada beberapa pengertian Modul yang dikemukakan para pakar, diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut Nana Sujana dalam buku Teknologi Pengajaran mengatakan bahwa
Modul didefinisikan sebagai satu unit program belajar-mengajar terkecil
yang secara rinci menggariskan:
- Tujuan instruksional yang akan dicapai
- Topik yang akan dijadikan dasar proses belajar-mengajar
- Pokok-pokok materi yang dipelajari
- Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas
- Peranan guru dalam proses belajar-mengajar
- Alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan
- Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan
- Lembaran kerja yang harus diisi oleh siswa
- Program evaluasi yang akan dilaksanakan
2. Menurut Wayan Santyasa Dalam
makalah Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan
mengatakan bahwa Modul adalah suatu cara perorganisasian materi
pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan.
3. Menurut Daryanto, Mengatakan bahwa Modul adalah sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak
tentang segala komponen dasar bahan ajar.
4. Menurut Usman Basyiruddin dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama
Islammengatakan bahwa Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang
lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan
belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
5. Menutur Sofwan Amri dalam
buku Kontruksi Pengembangan Pembelajaranmengatakan bahwa Modul adalah
suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai
dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Modul adalah alat atau
sarana pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar peserta didik
dapat belajar mandiri atau dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dan cara untuk mengevaluasi yang dirancang secara sistematis,
dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
B. Karakteristik Modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit
pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang
dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan
secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa belajar mandiri, dan
merupakan realisasi perbedaan individual. Sebuah modul bisa dikatakan
baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut.
1. Self Instructional;
yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk
memenuhi karakter self instructional , maka dalam modul harus;
- Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
- Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.
- Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
- Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya.
- Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya.
- Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
- Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
- Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan self assessment.
- Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
- Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi.
- Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained;
yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub
kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri);
yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus
menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas
pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media
lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak
dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive;
modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan.
Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi
pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang
adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai
dengan kurun waktu tertentu.
5. User Friendly;
modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai
dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti
serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu
bentuk user friendly.
C. Tujuan Pembuatan Modul
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar-mengajar bertujuan agar tujuan
pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para siswa dapat
mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan
sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar
sendiri, menekankan penguasaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembuatan modul bertujuan agar peserta didik:
- Dapat belajar dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-masing.
- Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-masing.
- Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dan remedial dan banyaknya ulangan
- Dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
D. Komponen-komponen Modul
Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan modul terdiri dari empat komponen utama, yakni:
1) Petunjuk guru
Guru harus benar-benar mengetahui dan menguasai bahan yang akan
disajikan dan prinsip-prinsip penyampaiannya. Dalam hal ini ada dua hal
pokok yang harus dikembangkan yaitu:
- Uraian umum tentang kedudukan dan keadaan modul tertentu dalam rangka program pendidikan yang lebih besar.
- Uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul tersebut digunakan, berapa waktu (jam) waktu lamanya, apa tujuan instruksionalnya, pokok-pokok materi yang dipelajari siswa, prosedur belajar mengajar, baik kegiatan guru maupun alat-alat dan sumber yang akan digunakan.
2) Program Kegiatan Siswa
Dalam komponen ini terdapat beberapa hal, yakni; tentang identifikasi
modul yang tampak dalam sampul atau jilid yang berkenaan dengan nama,
nomor modul, kelas, dan waktu yang disediakan. Petunjuk untuk siswa yang
berupa penjelasan topik yang diberikan, pengarahan tentang
langkah-langkah yang dilakukan, dalam waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan suatu modul.
Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-pokok materi yang
harus dipelajari, alat peraga yang akan dipergunakan, dan petunjuk
tentang kegiatan belajar baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas
maupun cara-cara mengisi lembaran-lembaran lainnya.
3) Lembaran Kerja
Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang memungkinkan para siswa
belajar sendiri, baik dalam bentuk pedoman observasi maupun tempat
tugas-tugas. Dalam lembaran kerja nampak topik-topik berupa persoalan
yang harus diselesaikan atau dikerjakan dalam format-format tertentu.
4) Alat Evaluasi
Alat evaluasi dalam modul bisa berupa lembar observasi atau tes. Tes ini
berisikan pedoman penggunaan lembaran tes, lembaran jawaban, dan kunci
jawaban. Tes tersebut dapat dilakukan pada pretes dan post-tes. Dengan
demikian dapat dilihat dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah
mempelajari modul tertentu.
- Secara garis besar langkah-langkah dalam menyusun dan mengembangkan modul yaitu: merumuskan sejumlah tujuan intruksional secara spesifik dan dalam tingkah laku yang operasional yang dapat diamati dan dapat diukur.
- Urutan tujuan- tujuan tersebut menentukan langkah-langkah yang diikuti modul tersebut.
- Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai prasyarat untuk mempelajari modul.
- Menyusun alasan atau rasional akan pentingnya modul tersebut dipelajari siswa
- Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi dalam belajarnya.
- Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar siswa, hingga seberapa jauh mereka dapat menguasai tujuan-tujuan instruksional yang termuat dalam modul tersebut.
- Sumber belajar: berisi tentang sumber-sumber belajarbyang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik.
Demikianlah artikel tentang Modul : Pengertian, Karakteristik dan Tujuan Pembuatan Serta Komponen-komponennya semoga bermanfaat